Saturday, 7 March 2015

Cerita Lagenda Kisah Nenek Apoi dan Rusa Emas

Cerita Lagenda
Suku Kaum Idahan
 di
Lahad Datu
Kisah Nenek Apoi
Dan
Rusa Emas
~Penulis Cerita dan Ilustrasi~
Rojianah Binti Jalmi Shik


Pada Zaman dahulu, ada seorang Pendekar yang 
gagah dan berkuasa pada masyarakat setempat di 
Daerah Lahad Datu. Pendekar gagah itu dipanggil Nenek Apoi. Nenek Apoi sangat disanjungi dan dihormati penduduk masyarakat disekitarnya.
Nenek Apoi suka berburu bersama dengan
 anjingnya yang dipanggil Siyud Rapot




Isteri kesayangan Pendikar Gagah nenek Apoi iaitu
Liyun
Gayoh  teringin sekali hendak makan hati rusa,

  
hari sudah kemalaman namun, si Nenek Apoi 

dengan  anjingnya masih belum muncul lagi
Perjalanan Nenek Apoi dengan Siyud Rapot sangat panjang,tidak mengenal penat lelah, merentasi hutan belukar  dan sungai.
Dari sungai Kinabatangan hingga ke Pulau Temburung, Nenek Apoi telah pergi memburu selama tujuh hari lamanya. Pada hari yang ke tujuh itu, Nenek Apoi ingin pulang kembali kerana tidak ada seekor rusa pun selama yang ditemui…  tiba-tibaseekor rusa kelihatan seperti emas lalu dihadapan Nenek Apoi dan Siyud Rapot.

Siyud Rapot telah Nampak Rusa Emas itu berlari ,lalu Siyud Rapot mengejar Rusa Emas itu sambil menggongong Rusa Emas itu. Pendikar Gagah Nenek Apoi mengejar Rusa Emas itu. Setelah lama berkejaran, sang Rusa Emas itu berhenti di sebuah gua, lalu Pendikar Gagah Nenek Apoi pun telah membujak Rusa  Emas itu

Apabila lembing Pendikar Gagah Nenek Apoi terkena pada badan Rusa Emas itu,
Tiba-tiba Rusa Emas itu berkata-kata meminta agar dia tidak dibunuh

Wahai Pendikar Gagah Nenek Apoi, tolong janganlah bunuh aku
kasihanilah aku,aku akan berikan kepada kamu untuk mengurus Khazanah ciptaan Tuhan ini turun temurun untuk keturunan kamu sampai berakhirnya dunia ini iaitu kiamat.
Ketahuilah oleh kamu nilai diri saya adalah sama dengan Gua Madai ini” kata Rusa Emas itu.
  “Apakah kebaikan Gua Madai ini kepada suku sakat keturunanku wahai Rusa Emas?Tanya Pendikar Gagah Nenek Apoi

"Nilai Gua Madai ini adalah Khazanah Alam Anugerah Tuhan kepada kamu dan keturunan kamu untuk memungut hasil tuaian sarang burung layang-layang dan sangat berguna untuk kesihatan dan juga sangat berharga suatu hari nantiDengan syaratnya,sesiapapun tidak boleh berniat jahat seperti tamak, haloba dengki,mencuri walaupun baru niat sahaja,jika itu berlaku maka orang itu tidak akan selamat. 
 Wahai Pendikar Gagah Nenek Apoi, ini amanah Tuhan, hasil tuaian hendaklah dipungut setiap 3 musim, iaitu musim Papas (bulan 4), musim Penangoh (Bulan 7)dan musim akhir tahun(bulan 12)…”tambah Rusa Emas itu

Kalau begitu kehendak kamu wahai Rusa Emas maka saya mohon minta maaf kepada kamu kerana telah cederakan diri kamudan saya akan lepaskan kamu sekarang” kata Pendikar Gagah Nenek Apoi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pengajaran dari kisah ini:~

1.Jika Allah mengkehendaki memberikan anugerah kebesaranNya, maka tiada siapapun yang akan dapat menghalanginya.

2.Rela berkorban apa sahaja untuk orang yang disayangi,dengan ikhlas dan tulus,maka Allah SWT akan beri bantuan yang tidak disangka-sangka nilainya

3.Jujur dalam memikul amanah yang telah dipertanggungjawabkan
Bersihkan hati dari perkara-perkara yang mungkar
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Segala kekurangan atau sebaliknya dari kisah sebenar ,diri memohon maaf kerana ini adalah cerita yang dirasakan sesuai bahasanya dengan anak-anak didik 
Bahasa yang mudah difahami...


Wassalam

RJS
Rojianah Jalmi Shik

HakCipta Terpelihara
2015


Saturday, 14 February 2015

BACA DOA INI EMPAT KALI AGAR TERLEPAS DARI NERAKA
ilustrasi @Antara
Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat yang Maha Pemurah. Dia mengabulkan doa siapa yang meminta pada-Nya tanpa menyekutukannya dengan sesuatu pun. Dia mengampuni dosa siapa yang memohon pengampunan hanya kepada-Nya yang Maha Penerima tobat.
“Berdoalah kepada-Ku,” demikian perintah-Nya dalam al-Qur’an yang disucikan, “Niscaya Aku akan mengabulkannya,” tutup ayat yang mulia itu sebagai sebuah kepastian pengabulan dari Allah Ta’ala yang memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa hanya kepada-Nya.
Karenanya, doa adalah wujud ketergantungan seorang hamba kepada Allah Ta’ala yang telah menciptakan dan memenuhi semua kebutuhannya. Sedangkan Dia amat menyukai hamba-hamba yang bergantung hanya pada-Nya semata.
Doa adalah jaminan keterkabulan jika dipanjatkan oleh seorang hamba kepada Rabbnya. Ialah sebuah jaminan nan amat pasti sebab Dia tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Amat mudah bagi Allah Ta’ala untuk berikan semua yang dipinta oleh hamba-hamba-Nya, sebab tak ada satu pun orang yang mampu menandingi Kuasa-Nya.
Ada begitu banyak doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an maupun riwayat shahih dari hadits yang mulia melalui banyak jalur periwayatan.
Di antara banyak hadits itu, ada yang secara jelas menyebutkan ganjaran-ganjaran yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala bagi siapa yang membacanya. Bahkan ada di antara banyak riwayat itu yang menyebutkan berapa kali doa itu harus dibaca dan kapan membacanya.
“Barang siapa yang membaca (doa) di pagi atau sore hari, ‘Allahumma inni ashbahtu usyhiduka wa usyhidu hamalata ‘arsyika wa malaaikataka wa jami’a khalqika annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syarikalaka. Wa anna Muhammadan ‘abduka wa rasuluka.'”
(Ya Allah, sesungguhnya saya bersaksi kepada-Mu dan bersaksi pada pemilik ‘Arsy-Mu, dan para malaikat-Mu dan seluruh makhluk ciptaan-Mu. Sesungguhnya Engkau Allah, tiada Tuhan selain Engkau Yang Esa, tiada sekutu bagi-Mu, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu).
Jika dibaca sekali, sebagaimana kelanjutan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud ini, “Niscaya Allah Ta’ala akan membebaskan dirinya dari seperempat neraka.”
“Kemudian jika dibaca dua kali, niscaya dia dibebaskan dari neraka separuhnya. Barang siapa yang mengucapkannya tiga kali, maka dia terlepas dari neraka tiga perempatnya. Dan barang siapa yang mengucapkannya empat kali,” pungkas Nabi dalam hadits yang dikutip oleh Syaikh Musthafa Dib al-Bugha dalam “al-Wafi”, “maka Allah Ta’ala akan melepaskan dirinya dari neraka.”
Tentunya doa tersebut harus dibaca dengan sungguh-sungguh sehingga spiritnya terinstal sempurna ke dalam jiwa seseorang, kemudian terejawantah dalam amal sehari-hari; bukan sekadar ucapan kosong sebab pengucap tak ketahui makna yang terkandung di dalamnya dan malas mencari ilmu tentangnya.

Pertama kali ku memadah
Sedutan sepi tak tertanggung 
Lalu tapak tangan ku tadah
Ku kembalikan hati kepada yang maha Agung
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Andai

Andai kasih sayang ini terbiar sepi
Apakan daya,hendaknya begitu
Andai rasa cinta tertitip di sanubari
Apakan daya hendak diluahkan syahdu

Karena tangan ku hanya bertepuk sendiri
Andai sahaja bisa membunyikan nada rindu
Ketapakan tangan yang bertemu suci
Maka syukuri terbenak di jiwa nuraniku

Namun apakah realiti nanti
Saat bersama bersemi dua hati
Harap kah aku pada empunya diri
Bersatu padu lagi sekali
Setelah sekian lama hatiku dilukai

Oh tak mungkin
Oh tak ku ingin
Oh pergilah semahumu
DanTak perlu kembali lagi...

Kerana puas sudah aku dikejicaci...
Oleh hati panahan mata syaitanmu...
Yang hanya mematahkan hati
Kesetiaan kejujuran ku dulu...